Profil Desa Cilapar
Ketahui informasi secara rinci Desa Cilapar mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Telusuri profil Desa Cilapar, Kaligondang, Purbalingga, pusat industri kerajinan sapu glagah yang melegenda. Pahami potensi ekonomi kreatif, data demografi, kondisi geografis perbukitan, serta infrastruktur yang menopang kehidupan warganya.
-
Sentra Kerajinan Sapu Glagah
Desa Cilapar merupakan pusat utama dan bersejarah bagi industri kerajinan sapu glagah (sapu ijuk dari tangkai bunga gelagah) di Kabupaten Purbalingga, yang menjadi penggerak ekonomi mayoritas warganya.
-
Karakteristik Wilayah Perbukitan
Berada di wilayah dengan kontur perbukitan, kondisi geografis ini memengaruhi pola pemukiman, jenis pertanian, dan menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan infrastruktur.
-
Ekonomi Berbasis Sumber Daya Alam
Perekonomian desa sangat bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam lokal, baik berupa tanaman gelagah untuk industri sapu maupun hasil pertanian lahan kering lainnya.

Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, di kawasan perbukitan Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, terdapat sebuah desa yang denyut kehidupannya menyatu dengan alam. Desa Cilapar, nama wilayah ini, dikenal luas bukan karena hamparan sawahnya, melainkan karena kepiawaian tangan-tangan warganya dalam merangkai tangkai bunga gelagah menjadi sapu berkualitas yang telah menembus pasar nasional. Kerajinan sapu glagah bukan sekadar mata pencaharian, melainkan sebuah warisan ekonomi dan budaya yang menjadi identitas utama desa ini.
Letak Geografis dan Kondisi Wilayah
Desa Cilapar secara administratif berada di bagian utara Kecamatan Kaligondang. Lokasinya yang berada di area perbukitan memberikan karakteristik yang khas dibandingkan desa-desa lain di dataran rendah. Secara geografis, Desa Cilapar berbatasan dengan:
- Sebelah Utara: Hutan Negara (wilayah Perhutani)
- Sebelah Timur: Desa Sidanegara
- Sebelah Selatan: Desa Sidanegara dan Desa Penolih
- Sebelah Barat: Desa Arenan
Dengan luas wilayah sekitar 3,73 kilometer persegi (373 hektare), Desa Cilapar menjadi salah satu desa terluas di Kecamatan Kaligondang. Sebagian besar lahannya terdiri dari tegalan atau lahan kering dan hutan rakyat yang ditanami berbagai tanaman keras dan, tentu saja, tanaman gelagah (Saccharum spontaneum) yang menjadi bahan baku utama industri sapu. Kontur tanah yang bergelombang dan berada di ketinggian memengaruhi pola pemukiman penduduk yang cenderung mengelompok di area yang lebih landai. Kode pos untuk wilayah Desa Cilapar adalah 53391.
Demografi dan Kepadatan Penduduk
Menurut data kependudukan terbaru yang dirilis oleh pemerintah desa untuk tahun 2025, Desa Cilapar memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.465 jiwa. Populasi tersebut terdiri dari 1.760 jiwa laki-laki dan 1.705 jiwa perempuan, yang terhimpun dalam 1.192 Kepala Keluarga (KK).
Mengingat luas wilayahnya yang mencapai 3,73 km2, tingkat kepadatan penduduk Desa Cilapar tergolong sedang, yakni sekitar 929 jiwa per kilometer persegi.
Angka kepadatan ini mencerminkan karakteristik wilayah perbukitan di mana pemukiman tidak sepadat di wilayah dataran rendah, dengan lahan yang lebih banyak dimanfaatkan untuk perkebunan dan hutan rakyat. Sebagian besar penduduk berada dalam usia produktif, dengan mata pencaharian utama sebagai perajin sapu, petani lahan kering dan buruh. Keahlian membuat sapu glagah diwariskan secara turun-temurun, menjadikan hampir setiap rumah di desa ini merupakan unit produksi skala kecil.
Perekonomian Desa: Hegemoni Industri Sapu Glagah
Ekonomi Desa Cilapar dapat dideskripsikan sebagai ekonomi berbasis kerajinan sumber daya alam. Tulang punggung utama yang menggerakkan roda perekonomian desa ini tanpa keraguan ialah industri kerajinan sapu glagah. Aktivitas ekonomi ini melibatkan hampir seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua, dengan pembagian kerja yang jelas.
Rantai pasok industri ini dimulai dari para petani yang menanam dan memanen bunga gelagah di ladang-ladang mereka. Setelah dipanen, tangkai bunga dijemur hingga kering sebelum akhirnya siap dirangkai. Proses produksi sapu dilakukan secara manual di rumah-rumah warga. Para pria biasanya bertugas membuat gagang sapu dari kayu atau bambu, sementara para wanita dan anak-anak dengan terampil merangkai helai-helai glagah menjadi bilah sapu yang rapi dan kuat.
Produk sapu dari Cilapar dikenal memiliki kualitas yang baik sehingga diminati oleh pasar. Para pengepul lokal secara rutin mengumpulkan hasil produksi dari rumah-rumah warga untuk kemudian didistribusikan ke berbagai kota besar di Jawa, bahkan hingga ke luar pulau. "Hampir 80% warga di sini menggantungkan hidupnya dari sapu. Ini sudah menjadi nafas kami sejak dulu," ujar seorang tokoh masyarakat setempat dalam sebuah wawancara dengan media.
Selain sapu, sektor pertanian lahan kering juga memberikan kontribusi. Warga menanam komoditas seperti singkong, jagung, dan kayu keras (albasia/sengon) yang hasilnya dijual untuk menambah pendapatan keluarga. Namun skala ekonominya tidak sebesar industri sapu glagah yang telah menjadi ikon desa.
Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Kondisi geografis perbukitan menjadi tantangan utama dalam pembangunan infrastruktur di Desa Cilapar. Meskipun demikian, pemerintah terus berupaya meningkatkan aksesibilitas. Jalan utama yang menghubungkan Cilapar dengan pusat kecamatan sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat, meskipun beberapa titik jalan lingkungan masih memerlukan perbaikan dan pengerasan.
Di sektor pendidikan, Desa Cilapar telah memiliki fasilitas pendidikan dasar yang memadai. Terdapat beberapa Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di dusun-dusun untuk memastikan anak-anak usia sekolah dapat menjangkau pendidikan dengan mudah. Ketersediaan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga membantu persiapan anak-anak sebelum memasuki jenjang sekolah formal.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) untuk mendapatkan penanganan medis dasar. Peran kader Posyandu juga sangat vital dalam memberikan layanan kesehatan preventif, terutama bagi ibu hamil dan balita, melalui kegiatan rutin penimbangan dan pemberian vitamin.
Fasilitas umum lainnya seperti masjid dan musala telah terbangun di setiap dusun, berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Pemerintahan dan Kelembagaan Desa
Pemerintahan Desa Cilapar dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa dalam menjalankan roda administrasi dan pembangunan. Sinergi dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menjadi kunci dalam merumuskan kebijakan yang aspiratif dan transparan. Kantor Desa menjadi pusat pelayanan bagi seluruh warga, mulai dari urusan administrasi kependudukan hingga program-program pembangunan.
Kelembagaan di tingkat masyarakat juga menunjukkan peran aktif. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Tim Penggerak PKK seringkali terlibat dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbangdes). Karang Taruna juga menjadi wadah bagi para pemuda untuk berkegiatan positif dan turut serta dalam agenda-agenda desa. Kekuatan kelembagaan ini menjadi modal sosial yang penting untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan.
Potensi dan Tantangan Pembangunan
Desa Cilapar memiliki potensi besar yang jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan kesejahteraan warganya secara signifikan.
- Pengembangan Varian Produk KerajinanSelain sapu, bahan baku glagah berpotensi dikembangkan menjadi produk kerajinan lain yang memiliki nilai seni dan ekonomi, seperti hiasan dinding, kap lampu, atau produk dekoratif lainnya.
- Peningkatan Nilai JualDengan sentuhan inovasi pada desain, gagang, dan kemasan, sapu glagah Cilapar dapat dipasarkan ke segmen premium seperti hotel, vila, atau pasar ekspor, sehingga meningkatkan nilai jualnya.
- Potensi EkowisataKeindahan alam perbukitan dan keunikan proses pembuatan sapu secara tradisional dapat dikemas menjadi paket ekowisata atau wisata edukasi yang menarik bagi wisatawan.
Namun, di balik potensi tersebut, Desa Cilapar menghadapi tantangan yang tidak ringan.
- Regenerasi PerajinTerdapat kekhawatiran akan minat generasi muda untuk melanjutkan profesi sebagai perajin sapu, karena banyak yang lebih memilih bekerja di kota.
- Fluktuasi Ketersediaan Bahan BakuPerubahan cuaca dan alih fungsi lahan dapat memengaruhi ketersediaan tanaman gelagah sebagai bahan baku utama.
- Modernisasi dan PersainganPersaingan dengan produk sapu modern berbahan plastik dari pabrikan besar menuntut perajin Cilapar untuk terus menjaga kualitas dan mencari ceruk pasar yang loyal.
Dengan identitas ekonomi yang begitu kuat dan unik, Desa Cilapar berdiri sebagai bukti bahwa tradisi dan sumber daya alam lokal, jika dikelola dengan tekun, dapat menjadi penopang kehidupan yang berkelanjutan dari generasi ke generasi.